
Pada Kamis, 20 Maret 2025, mahasiswa Magister Teknik Geomatika UGM mendapatkan kesempatan langka untuk menyelami kompleksitas delimitasi batas maritim langsung dari seorang diplomat senior. Program Studi Pascasarjana Teknik Geomatika menghadirkan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Austria, Dr. Damos Agusman, sebagai narasumber utama dalam dua sesi kuliah bertema perbatasan. Kuliah ini merupakan bagian dari perkuliahan Border Management dan Delimitation and Demarcation of Maritime Boundaries yang diasuh oleh Dr. I Made Andi Arsana.

Dr. Agusman bukanlah nama asing dalam dunia diplomasi maritim Indonesia. Sebagai negosiator utama dalam berbagai perundingan batas maritim Indonesia dengan negara tetangga, ia memiliki pengalaman lapangan yang luas sekaligus rekam jejak akademik yang kuat. Ia meraih gelar doktor dari institusi terkemuka di Jerman dan aktif mempublikasikan artikel ilmiah di jurnal internasional. Kombinasi ini menjadikannya figur ideal untuk menjembatani teori dan praktik di kelas.
Dalam kuliah yang berlangsung secara daring tersebut, Dubes Damos tampil memikat dengan gaya penyampaian yang ringan namun sarat makna. Ia dikenal cerdas dalam menyederhanakan konsep rumit melalui analogi yang mengena. Salah satu analogi yang paling berkesan adalah ketika ia menggambarkan perjanjian batas maritim sebagai “pernikahan Katolik yang bersifat abadi”—sebuah cara jenaka namun efektif untuk menjelaskan prinsip finality and permanence dalam perjanjian batas.
Antusiasme mahasiswa terlihat jelas selama sesi berlangsung. Selain menyimak dengan serius, para peserta aktif mengajukan pertanyaan yang menunjukkan ketertarikan mereka pada isu batas maritim. “Saya sangat menikmati kuliah ini,” ungkap Dr. I Made Andi Arsana selaku dosen pengampu. “Bagi saya, belajar sebaiknya dimulai dari realitas, bukan teori. Itulah mengapa saya senang mengundang praktisi seperti Dubes Damos ke kelas.”
Kehadiran Dubes Damos Agusman tidak hanya memberikan sudut pandang diplomatik yang berharga, tetapi juga mempertegas pentingnya pendekatan interdisipliner dalam memahami isu strategis seperti batas maritim. Kuliah ini menjadi bukti bahwa perpaduan antara pengalaman lapangan dan kerangka akademik mampu menciptakan pembelajaran yang inspiratif dan bermakna bagi generasi muda calon ahli geospasial Indonesia.