Acara Expert Group Meeting [EGM] yang diadakan pada tanggal 19–22 Juli 2010 dihadiri sebanyak 23 expert (ahli) di bidang pertanahan dunia dari berbagai negara. Para ahli pertanahan tersebut antara lain berasal dari Srilanka, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, Filipina, Nepal, Laos, Kamboja, Vietnam, Belanda, UN-HABITAT (United Nations Human Settlements Program) , International Federation of Surveyor (FIG) dan Indonesia. Acara ini banyak membahas mengenai persoalan administrasi dan transparansi pertanahan khususnya di kawasan Asia, Eropa, dan Afrika. Persoalan pertanahan itu mulai dari proses pendaftaran, pengelolaan hingga pembangunan pertanahan. Dengan masih dijumpainya kasus administrasi dan transparansi pertanahan yang belum tertata baik ini maka diperlukan adanya pembangunan kapasitas (capacity building) di Asia sehingga kebijakan pertanahan yang tidak pro rakyat miskin lambat laun bisa tereduksi.Diungkapkan oleh Ketua Jurusan Teknik Geodesi UGM Ir. Subaryono, MA, Ph.D. dengan digelarnya acara EGM ini nantinya akan ditindaklanjuti dengan training para praktisi pertanahan di tingkat ASEAN. Acara ini juga melibatkan beberapa perguruan tinggi dunia seperti Hanoi University of Science Vietnam, Kathmandu University, University of Twente, UN-HABITAT, serta United Nations University, School of Land Administration Studies. Ir Tony Atyanto Dharoko MPhil PhD sebagai Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha yang membuka acara EGM ini mengatakan bahwa UGM menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan ini. Mengingat problem pertanahan merupakan isu krusial dan melibatkan multi disiplin ilmu.
Transparansi Administrasi Pertanahan Perlu Dibangun
Tags:
seminar pertanahan